Jumat, 21 Mei 2010 | | 0 komentar

PENINGKAT DERAJAT

Rasulullah SAW bersabda yang artinya “ ada tiga hal yang dapat meningkatkan derajat yang pertama menyebarkan salam yang kedua memberikan makanan ketiga sholat malam ketika yang lain sedang tertidur”

Derajat atau penilaian mulia dari orang lain merupakan sesuatu yang begitu saja ada pada diri manusia, hal ini dapat kita rasakan ketika kita tidak sengaja melihat mayat bayi yang tergeletak di sungai misalnya, dengan serta merta kita kan merasa sangat terkejut dan kecewa serta sedih, terkejut dikarenakan dia adalah manusia walau hanya bayi, kecewa karena ada ibu yang tega membuangnya begitu saja padahal itu sangat dikecam oleh nilai nilai kemanusiaan dan oleh agama,  sedih karena sadar bahwa bayi itu tidak berdosa malah  memiliki harapan dimasa yang akan datang andai dia hidup sampai dewasa.

Derajat adalah sesuatu yang dapat berkurang dan bertambah seiring dengan apa yang dilakukan oleh manusia, atau hampir habis dikarenakan apa yang telah diperbuatnya dan jatuh ditingkat binatang hina, malah terkadang derajat itu bisa sangat tidak terlihat seperti di diri seorang alim yang berada di lingkungan orang bodoh, ia tidak di sadari sebagai orang yang pintar oleh lingkungannya sehingga diacuhkan dan dibiarkan, ketika ia mencoba untuk memberikan manfaat dengan ilmunya ia tidak akan mendapatkan respon apa apa dari orang sekitarnya, seorang guru pernah menceritakan bahwa para ulama terdahulu dizaman khalifah terkadang sengaja mendekati pintu untuk mengajak orang belajar ilmu darinya tetapi orang yang mendengarnya mengacuhkannya dan berlalu begitu saja, sehingga ulama tersebut masuk kembali kerumah iapun berkata “Ya Allah saya telah mencoba untuk mengamalkan ilmu dengan mengajak orang lain belajar dari saya, tapi ternyata tidak ada yang  mau, saya bukan tidak ingin mengamalkannya dan saya telah melaksanakan tugas saya ya Allah”  kemudian juga ada yang menginginkan malah sangat merindukan derajat itu, yaitu yang pertama penguasa yang digulingkan dan yang kedua orang kaya yang jatuh miskin,  masih ingat terdahulu begitu dihormati dan dipuja puja, tetapi ketika hal itu tidak ada, keduanya menjadi orang biasa, dan terkadang orang orang memandangnya sangat rendah melebihi orang biasa, karena ingat betapa angkuhnya dia dulu ketika menjabat sebagai penguasa, atau dahulu betapa bakhil nya orang kaya itu, hal itu akan sangat menyakitkan keduanya, karena itulah Rasulullah berpesan untuk mengasihinya lebih dari orang lain.

Terlihat jelaslah oleh kita bahwa bukan satu hal yang layak untuk mencari nilai derajat dari orang lain, sebab akan hilang dengan begitu saja dan tidak langgeng, apapun alatnya harta, kekayaan, ilmu pengetahun, keturunan sebagai ningrat, kekuasaan, dan jabatan.

Kemudian dikarenakan derajat adalah kebutuhan manusia, dan kita terkadang sangat membutuhkannya, maka Rasulullah memberikan cara bagaimana kita mendapatkan derajat yang tidak semu, melainkan sangat kekal dan abadi, tentu tidak lain dan tidak bukan dikarenakan derajat itu datang bukan dari manusia melainkan dari Allah Dzat yang memiliki alam semesta ini dan Maha Kekal

Oleh : Budi Muhammad

Kamis, 01 Oktober 2009 | | 0 komentar

Ilmu Faroidl dari buku susuna Syaikhuna Al Mukarrom KH. Abdul Qodir Rozy.

Segala Puji bagi Allah seru sekalian alam, yang menetapkan hukum yang maha adil bagi seluruh mahkluk-Nya. Shalawat serta Salam dihaturkan bagi Baginda Rasulullah rahmat bagi semest alam beserta shahabat, tabi'in dan sekalian ummatnya.
amma ba'du . Ilmu faroidl adalah ilmu yang paling dahulu diangkat dari muka bumi karena wafat para ahlinya dan banyak orang yang tidak mau mempelajari dan mengamalkannya.
ilmu faroidl ialah ilmua pembagian harta peninggalan orang mati tirkah kepada ahlinya warisnya yang terdiri dari dzawil furudl dan ashobah. dzawil furudl ialah mereka yang mendapat bagian tertentu, sedangkan ashobah ialah yang mendapat sisanya atau keseluruhannya.
Apabila ada orang mati maka pengaturan tirkanya ada ketentuan sebagai berikut:
Pertama Tahjiez atau biaya penguburan , kecuali bila mayat itu seorang istri yang tidak nusyuz maka biaya penguburan, itu dibebankan kepada suaminya.
kedua Duyun, atau hutang kepada manusia atau kehadlarat Allah SWT.
Ketiga Wasiat , atau amanat untuk memberikan harta paling banyak satu pertiga tirkah kepada pribadi atau lembaga.
keempat pembagian waris

Ahli waris laki-laki ada 15 yaitu:

  1. Ayah
  2. Kakek terus ke atas
  3. anak
  4. Cucu dari anak laki laki
  5. Saudara seayah seibu
  6. Saudara Seayah
  7. Saudara seibu
  8. Anak saudara Seayah seibu
  9. Anak Saudara Seayah
  10. Paman Seayah Seibu
  11. Paman Seayah
  12. Anak Paman Seayah seibu
  13. Anak Paman Seayah
  14. Suami
  15. Tuan yang memerdekakan
Ahli Waris Perempuan ada 10 Yaitu :
  1. Anak
  2. Cucu perempuan dari Anak laki laki atau cicit dari cucu laki laki dari anak laki laki
  3. Ibu
  4. Nenek dari Ibu
  5. Nenek dari Ayah
  6. Saudara Seayah Seibu
  7. Saudara Seibu
  8. Saudara Seayah
  9. Istri
  10. Perempuan yang memerdekakan
Ashobah dari Pihak Laki- laki ada 12 Yaitu
  1. Anak
  2. Cucu
  3. Ayah
  4. Kakek
  5. Paman Seayah Seibu
  6. Paman Seayah
  7. Anak Paman Seayah Seibu
  8. Anak Paman Seayah
  9. Saudara Seayah Seibu
  10. Saudara Seayah
  11. Anak Saudara Seayah Seibu
  12. Anak saudara seayah
Dzawil Arham ialah kerabat yang tidak mendapat waris, ada 11 orang yaitu :
  1. Cucu dari anak perempuan
  2. Anak saudara perempuan
  3. Anak perempuan saudara laki laki
  4. Anak Perempuan Paman
  5. Paman seibu/saudara ayah ibu
  6. saudara seibu
  7. saudara perempuan seibu
  8. saudara perempuan ayah
  9. kakek dari Ibu
  10. Ibunya bapak ibu
  11. Anaknya saudara seibu
Apabila seluruh Ahli Waris semua ada, yakni mereka masih hidup pada waktu Muwarris (Almarhum) mati, maka yang mendapat waris itu hanya ayah , ibu, anak laki laki, anak perempuan dan istri suami karena yang lainnya terhijab oleh mereka, dan mereka tidak terhijab oleh yang lain.

Sabtu, 26 September 2009 | | 3 komentar

Pondok Pesantren Albarkah Cianjur

Pondok Pesantren Al-Barkah adalah sebuah pondok yang berdiri dengan perjuangan yang cukup panjang , didirikan di Bojong Meron Cianjur pada tahun 1963 dan madrasah yang sangat sederhana dan jumlah santri kurang lebih 40 orang pada waktu itu. Pondok Pesantren Al-Barkah merupakan perjuangan Syaihuna Al-Mukarrom KH. Abdul Qodir Rozy yang penuh hambatan dan rintangan. Alhamdulillah dengan dibantu oleh Ustadz Azuri Hasyim, Ustadz Ibih Qosim, Ustadz Acep Sudjana dan beberapa donatur seperti Bapak H. Hudayah, Pondok Pesantren Al-Barkah berdiri dengan permanen dan sedikit demi sedikit maju berkembang untuk membangun kepentingan umat.

Seperti halnya Pondok Pesantren lainnya, Pondok Pesantren Al-Barkah menerapkan sistem dan metode SALAFIYAH dengan moto "Mempertahankan hal yang lama yang masih baik dan mengambil hal yang baru yang lebih baik".

Untuk sekarang ini Pondok Pesantren Al-Barkah bertujuan antara lain:
  • Lebih meningkatkan pelayanan kepada umat
  • Menampung pelajar-pelajar yang datang dari luar kota untuk mengkaji dan mengaji agama
Pengajian di Pondok Pesantren Al-Barkah pada awalnya dibantu oleh:
  1. KH. Mahmud Rozy
  2. Ust. Ir. Iman Muqoddas
  3. Ust. H. Ibih Qosim
  4. Ny. Atty Fakhriyah Rozy
Pondok Pesantren Al-Barkah beralamat di Jln. KH. Hasyim Asy'ari Gg. Al-Barkah No. 817 Bojong Meron Cianjur.